Twoja przeglądarka jest przestarzała.
Para tener una mejor experiencia con nuestro sitio, te recomendamos descargar otros navegadores gratuitos. ¡Para eso, solo tienes que hacer click en el ícono!
Apakah Anda percaya sebuah proyek pembangunan rumah dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari dua bulan? Kali ini, Homify akan me-review sebuah proyek pembangunan rumah yang hanya membutuhkan waktu selama 45 hari. Proyek ini digarap oleh kontraktor Mapout dan diberi nama Rumah 2020. Alasannya? Mereka berorientasi pada UIA, Arsitek World Congress 2020. Acara akan berlangsung di Rio de Janeiro dan bertujuan untuk mengevaluasi peran arsitektur dalam realitas perkotaan dari dunia kontemporer dalam penjajaran dengan keterbatasan planet, serta pencarian pelestarian dan keberlanjutan.
Perlu diingat, bangunan harus selaras dengan kebutuhan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Bangunan harus memenuhi beberapa syarat seperti hemat energi, menggunakan bahan bangunan berkualitas tinggi dan waktu pengerjaan yang dapat direduksi. Proyek ini merupakan proyek percontohan dari pengembang. Sebuah proyek yang dapat disesuaikan dengan keinginan klien. Mereka dapat bebas memilih jenis konstruksi, mulai dari baja, kayu, beton, bahan plastik atau menggunakan rangka peti kemas sekalipun.
Homify mencoba menghubungi Mapout selaku pihak pengembang untuk menanyakan perkiraan harga. Mereka menjawab, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi biaya pembangunan rumah hingga selesai. Anda dapat menghubungi Mapout jika tertarik untuk memiliki rumah kompakt yang dapat dibangun kurang dari dua bulan.
Interior rumah ini menggunakan palet dengan warna alami yang dapat memberikan ketenangan. Sofa berwarna abu-abu bersanding dengan warna alami kayu. Kaca berukuran besar membuat interior rumah terasa terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Hubungan antara interior dan eksterior telah menjadi tren dalam proyek arsitektur modern. Ruang tamu ini dapat difungsikan sebagai kamar tidur dengan merubah sofa menjadi tempat tidur.
Rumah ini memiliki luas 65 meter persegi untuk lantai satu dan dua yang seluruhnya dirancang oleh Mapout. Di area tersebut terdapat kamar mandi, ruang makan, ruang tamu dan dapur. Ruang tamu di lanai dua memiliki jendela besar yang dapat menyajikan panorama keindahan langit. Jendela besar di beberapa sisi bangunan juga ditujukan agar rumah mendapatkan pencahayaan sinar matahari yang baik.
Taman, bagian mendasar dari proyek ini dibagi menjadi empat teras. Kontraktor membuat taman horisontal yang dapat dinikmati dari dalam rumah. Inilah salah satu alasan mengapa rumah ini memiliki konektivitas interior dan eksterior yang kuat.
Rumah ini sejak awal direncanakan untuk memiliki ruangan yang terbuka dan tidak memiliki sekat. Di lantai ini, ruang tamu yang diciptakan khusus sebagai ruang baca dan musik datang terhubung dengan dapur dan ruang makan.
Rencana yang matang membuat proses pembangunan unit menjadi lebih efisien. Konsep minimalis juga hadir dalam lingkungan ini.
Ruangan ini didominasi oleh kayu alami dengan dinding berwarna putih. Ruangan ini hanya berisi tempat tidur, meja samping tempat tidur dan kursi berwarna hijau-ungu dan terkoneksi dengan kamar mandi. Kursi dapat digunakan untuk menikmati panorama lingkungan sekitar melalui sebuah jendela berukuran cukup besar.
Atap yang melandai ke arah belakang membuat rumah ini terlihat semakin unik. Rumah ini juga memiliki jendela berukuran besar di bagian belakang yang membuat penghuninya dapat menikmati panorama lingkungan sekitar halaman belakang.
Ukuran rumah dua lantai ini hanya 65 meter persegi. Namun, rumah ini tetap dapat menyuguhkan teater di dalam rumah.
Rumah ini benar-benar sukses mengaplikasikan konsep pengintegrasian interior dan eksterior. Dari beberapa sudut ruangan, penghuninya akan selalu mendapat kesan yang lapang dan terhubung dengan dengan lingkungan luar rumah.
